Rabu, 29 April 2009

Getaran dan Naluri

Apa perbedaan Getaran dan Naluri?? Satu pertanyaan yg menarik yg diajukan oleh saudara saya dari Makassar. Kelihatanya pertanyaan ini kurang intelek utk ditanyakan dalam konteks keilmuan MP. Namun saya perlu utk didiskusikan, minimal bisa menambah wawasan keilmuan.
Mungkin saya coba bahas masalah getaran terlebih dahulu. Dalam ilmu fisika, getaran identik dgn frekwensi (mudah2an masih ingat pelajaran fisika SMA). Di tingkat lebih lanjut, khusus teknik telekomunikasi (Teknik Gelombang & Radio). Ada 3 aspek yg harus selalu diperhatikan bila berbicara getaran/frekwensi yaitu;
  1. Amplitudo/Daya, komponen ini akan menentukan sejauh mana getaran/frekwensi ini dapat dipancarkan dan masih diterima dgn baik. Sekedar info pemancar TV kebanyakan memiliki daya lebih dari 5 kW(kilowatt) , bila lebih maka pemancar harus ditempatkan di luar kota.
  2. frekwensi, secara umum kita mengenal pita frekwensi seperti SW, AM, FM (radio), lalu ada LF, VHF, UHF (televisi) lalu ada juga microwave (gelombang satelit). Semakin tinggi frekwensinya, maka makin tinggi daya tembusnya Sebagai contoh; gelombang radio pada umumnya tidak bisa menembus lapisan atmosfir, namun microwave bisa menembus lapisan atmosfir sehingga digunakan untuk komunikasi satelit.
  3. Signal to Noise Ratio, S/N R, singkatnya Noise. Noise adalah getaran/frekwensi yg sebenarnya tidak diinginkan namun menumpang di frekwensi utama dan sifatnya mengganggu. Dalam teknik radio selalu ada komponen filter untuk mengurangi noise ini.
Nah sekarang, apa hubungan ketiga komponen getaran/frekwensi dgn ilmu getaran kita. Analoginya;
  • Daya/power getaran diperoleh dgn olah nafas (pembinaan/pengolahan).
  • Energi/getaran yg dihasilkan dari olah nafas itu sendiri belum murni (masih ada noise), jadi perlu utk dibersihkan dgn Nafas Pembersih.
  • Getaran/frekwensi ditingkatkan/ ditinggikan dgn menggunakan Nafas Segitiga (ingat radio AM hanya bisa menerima gelombang AM, begitu juga radio FM).
  • untuk kemudian dipancarkan dgn Nafas Gunung.

Nah, pada kesempatan ini saya akan mengulas sedikit tentang naluri. Pada tingkatan tertentu di MP sdh mulai diperkenalkan dgn naluri. Naluri ini sendiri itu apa? Secara naluri, klu kita makan sendok kita pegang dgn tangan apa? Tangan kanan kan. Kenapa? karena kita sdh terbiasa makan dgn sendok di tangan kanan.
Apakah naluri ini yg dimaksud di MP? mungkin juga sih, secara naluri klu lawan menyerang kita akan menangkis atau melangkah mundur.
Namun sy akan mencoba membahas naluri jenis yg lain, yg mungkin lebih tepat disebut nurani. Contoh, bila kita dihadapkan di suatu persimpangan jalan, mungkin saya secara naluriah kita berbelok ke kanan karena kita terbiasa mengambil arah kanan, namun kali ini entah kenapa kita tiba2 mengambil arah kiri. Cek per cek ternyata di arah kanan ada lubang di jalan. Nah naluri/nurani ini yg semestinya kita latih.
Bgmn caranya agar naluri/nurani ini bisa kita "akses" secara sadar dan mudah? Nurani ini berada di dalam hati kita yang terdalam, nah utk mengaksesnya tidak mudah karena tertutupi dgn berbagai lapisan2 energi yg tidak murni, yg diakibatkan oleh berbagai persepsi, prasangka, emosi2 negatif, dll. Nah utk menembus lapisan2 yg tidak murni ini, diperlukan energi bergetaran tinggi yg frekwensinya sesuai dgn frekwensi/getaran dari Nurani ini. Semakin tinggi getaran energi kita maka, semakin murni naluri yg bisa kita akses.
Jadi untuk bisa "berkomunikasi" dengan naluri ini diperlukan getaran/frekwensi yg tinggi, kuat, dan murni. Mudah2an penjelasan ini bisa dipahami.

Sumber :
merpatiputih@yahoogroups.com
( Anggota millis mp )

Kamis, 02 April 2009

Selamat ulang tahun merpati putih ke - 46

Assalamu alaikum

tepat hari ini perguruan kita tercinta memasuki usia yang ke 46 ,rasa syukur wajib kita haturkan ke hadirat Tuhan yang maha esa,karena di usia yang ke 46 tahun ini perguruan yang kita cintai ini masih mampu berdiri tegak dan mengepakkan sayap-sayap ke tangguhan nya dalam mengarungi dunia persilatan di seluruh jagad raya,meskipun saat ini negeri kita tercinta sedang dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan,yang tanpa kita sadari dampak nya berimbas juga pada perguruan yang kita cintai ini,namun saya yakin kita semua tetap berharap agar Merpati Putih masih dapat terus berdiri agar bisa kita wariskan sampai ke anak cucu kita nanti.
memasuki usia yang ke 46 tahun ini kami dari cabang tangerang mengucapkan Selamat ulang tahun Merpati Putih.
cabang tangerang telah berusaha bangkit semaksimal mungkin dengan sisa- sisa kekuatan yang ada,satu persatu kolat mulai kami hidupkan kembali,para pelatih telah dikirim mengikuti penataran palatih pengda Banten,para pelajar sudah mulai unjuk gigi di arena kejuaraan IPSI.
dalam waktu dekat kami akan mengikuti beberapa program di antara nya penataran pelatih IPSI,kejuaraan pelajar dan dewasa IPSI serta persiapan pengiriman Atlet ke kejurnas MP November 2009,kita semua berharap bahwa apa yang kita lakukan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pencak silat indonesia pada umum nya dan merpati putih khususnya.
Salam perguruan.
Wassalam .( Hrs )

Sabtu, 28 Maret 2009

U K T Kombinasi Banten

assalamu alaikum...
tepat hari ini pengda banten mengadakan UKT tingkat kombinasi yang akan dilaksanakan di cabang serang yang rencana nya akan dimulai pagi ini sampai esok siang,dari cabang tangerang sendiri mengirimkan 2 anggotanya yaitu mas Tata dan mas Tikno ( T2 ) ,kita sama sama berharap dengan diadakan nya UKT ini akan menghasilkan para pelatih yang kompeten sehingga dapat mengangkat citra perguruan di mata dunia persilatan di seantero dunia.
dan saya selaku admin blog mp tangerang mengucapkan "selamat bersenang senang yah mas-mas,silahkan dinikmati beton2 nya...hehehe..."
Maju Terus Merpati Putih.
wassalam

Selasa, 10 Februari 2009

PPS Betako Merpati Putih Menduniakan Ilmu Getaran

Salah besar jika kita selalu berpandangan bahwa orang belajar bela diri, lebih dikarenakan alasan menjaga keselamatan. Bagi masyarakat, ada hal lebih besar yang ingin diperolehnya dalam mempelajari beladiri, selain sekadar mendapatkan kemampuan bertarung. Saat ini, belajar bela diri justru lebih pada keinginan hidup sehat dan menjalin persaudaraan.

Dalam kehidupan zaman kuno, orang belajar bela diri karena memang kondisi sosial dan alam membutuhkan manusia mempunyai kemampuan bertarung secara fisik. Bahkan status sosial seseorang juga tak lepas dari kekuatan fisik. Semakin seseorang jago berkelahi atau sakti, maka orang itu akan makin mendapat posisi yang tinggi di masyarakat.

Tapi kalau model itu diterapkan sekarang kondisinya justru akan berbalik 180 derajat. Orang yang hanya mengandalkan kekuatan fisik, justru menjadi bahan tertawaan orang lain. Kemampuan beladiri memang dibutuhkan, tetapi tak berarti kekuatan fisik adalah segalanya.

Perubahan ini ternyata ditangkap dengan cepat oleh Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih. Perguruan silat yang lahir tahun 1963 ini, sanggup menyulap diri menjadi perguruan yang tidak hanya punya jurus maut dalam pertarungan, tetapi juga bisa berguna bagi kesehatan dan bidang-bidang lainnya.

Sejak tahun 1989 Merpati Putih mengembangkan sebuah metode getaran dalam sebuah latihan yang alami. Dengan mempelajari getaran ini, seorang pesilat Merpati Putih sanggup membesarkan getaran di sekelilingnya.

”Kalau seseorang sudah terlatih maka dia akan bisa melakukan pendeteksian atas objek tersembunyi, maupun membaca situasi berdasarkan energi yang ada di sekelilingnya” ungkap Wakil Ketua Merpati Putih, Bambang Rus Effendi. Bahkan mereka sanggup melakukan pedeteksian radiasi nuklir. ”Ini telah dikaji di BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional) dan hasilnya sangat memuaskan.”

Pengembangan metode getaran ini jelas sangat berguna bagi tuna netra. Meski tidak bisa melihat, namun melalui latihan getaran tuna netra pun akan mampu membedakan dan mengidentifikasi bentuk, warna, tekstur, arah, kecepatan, volume, dan komposisi berbagai objek.

Kesadaran akan besarnya manfaat metode getaran ini bagi tuna netra mendorong perguruan ini pada 1995 mendirikan Yayasan Destarata. Keberadaan yayasan ini dimaksudkan untuk membuat dan melaksanakan program pembinaan bagi tuna netra. ”Khusus tuna netra, ada metode tersendiri, sehingga mereka hanya butuh waktu 1 tahun untuk menguasai energi getaran,” tandas Bambang.

Dalam perkembangannya, terdapat kurang lebih 3000 orang tunanetra di Indonesia yang telah berlatih Ilmu Getaran Merpati Putih. Manfaatnya, sekarang mereka sudah bisa hidup secara mandiri.

Tidak ada unsur magic dalam pengembangan Merpati Putih. Menurut Bambang, pada dasarnya dalam tubuh manusia terdapat energi yang besar. Namun energi ini tidak bisa dikendalikan, sehingga hanya muncul pada saat tertentu saja.

”Misalnya waktu kita dikejar anjing, terkadang kita bisa melompati pagar yang tinggi. Padahal kalau saat normal mungkin kita tidak bisa melakukannya,” jelas Bambang. Ini menunjukkan dalam diri manusia itu sebenarnya terdapat energi yang besar. Sayangnya energi ini muncul dalam kondisi tertentu saja.

Merpati Putih kemudian menjabarkannya dalam proses latihan-latihan. Dari sini energi yang besar itu bisa dikendalikan dan bisa dimunculkan sewaktu-waktu. ”Awalnya, energi itu muncul dalam bentuk energi kasar, yang bisa digunakan untuk melakukan pematahan benda-benda keras.

Seperti batu kali, kikir, balok, dan sebagainya” kata Bambang. Sedang dalam proses deteksi getaran, energi kasar dari dalam tubuh ini justru diperhalus dan disalurkan ke otak. Dari proses ini energi ini kemudian dilepaskan lagi untuk mendeteksi keberadaan benda yang ada disekelilingnya.

Keberhasilan Merpati Putih dalam mengembangkan metode getaran, memukau banyak negara tetangga. Singapura telah mengirim beberapa tuna netra untuk mendalaminya. Hal yang tak kalah pentingnya adalah Merpati Putih juga bisa dikembangkan untuk pengobatan dan kebugaran. Ilmu pengobatan Merpati Putih juga mampu mengobati sejumlah penyakit.

”Pernafasan yang kita kembangkan akan bisa digunakan untuk mengobati diabetes, asma, maupun jantung. Lewat proses latihan yang intensif, penyakit-penyakit itu Insyaallah bisa disembuhkan,” jelasnya. Pengidap penyakit dalam, seperti kanker, juga bisa disembuhkan tapi prosesnya melalui tehnik getaran.

Keberadaan Merpati Putih, telah memberikan warna baru dalam dunia beladiri Indonesia. Keberhasilan mereka dalam mengembangkan tenaga dalam, ternyata bisa memberikan manfaat yang besar bagi pengobatan maupun kepentingan para tunanetra.

Nama bangsa Indonesia juga beberapakali diharumkam para pesilat dari Merpati Putih. Saat ini atlet-atlet silat Indonesia, juga banyak yang dilahirkan dari Merpati Putih. Bahkan mereka tercatat sebagai pemegang rekor Museum Record Indonesia (MURI), saat 11 orang pesilatnya melakukan aksi tutup mata dari Istana Bogor hingga Balaikota DKI. Aksi yang menempuh perjalanan sejauh 60 km itu bisa dilakukan secara lancar. (dwo)

Sumber : Republika online